ANATMAN PICTURES PRESENTS
Film dokumenter independen ini dibuat tanpa tujuan komersial dan tidak mempunyai asosiasi dengan pihak-pihak apapun di luar Anatman Pictures.
​
This independent documentary was made without commercial purpose and not associated with any other party outside of Anatman Pictures.
​
​
You can download the English version of this press kit here.
Atas Nama Daun memperlihatkan sisi lain dari ganja dengan menunjukan bagaimana daun ini didefinisikan kembali selama bertahun-tahun oleh banyak orang dengan pergulatan yang berbeda dalam lima babak:
​
-
Atas Nama Riset
-
Atas Nama Daun
-
Atas Nama Hukum
-
Atas Nama Cinta
-
Atas Nama Hak Asasi
Atas Nama Daun (In The Name of The Leaf) looks beyond marijuana labels as it exposes the astonishing ways the plant has been defined over many years by many people of different professions in five chapters:
​
-
In the Name of Research
-
In the Name of the Leaf
-
In the Name of the Law
-
In the Name of Love
-
In the Name of Rights
SYNOPSIS
SINOPSIS
DIRECTOR'S STATEMENT
Aku mau ngaku dulu bahwa ada masa di mana aku adalah penikmat ganja rekreasional. Yang boleh dibilang adalah salah satu pengalaman meditatif pertamaku.
​
Di tahun 2006 bahkan aku berpartisipasi dalam pameran foto di Galeri Foto Jurnalistik Antara dengan karya fotografi esaiku berjudul "Manusia", yang merenungi eksistensi kita sebagai manusia lewat potret para pemakai ganja.
​
Kebetulan sekarang aku tidak lagi menikmati ganja. Aku bahkan sudah tidak merokok. Aku menemukan cara-cara meditatif lain untuk merenungi kehidupan, salah satunya, ya meditasi!
​
Aku kadang merasa beruntung dulu tidak pernah ketangkep saat memakai ganja di masa-masa kuliah misalnya. Saat aku tahu hasil riset dan karya ilmiah Aristo, salah satunya tentang proses penegakan hukumnya, kemudian lapas yang 600% over kapasitas karena pengguna narkoba (sebagian besar ganja), ada perasaan miris yang mengganggu. Yang awalnya hanya sebuah eksplorasi visual, menjadi isu yang dekat. Seandainya aku sial dan ketangkep hanya karena eksplorasi meditatif di masa mudaku, mungkin hidupku akan lain sekarang.
​
Walakhir, bertemu dengan para narasumber di film ini membuka mataku, bahwa persoalan ganja bukan melulu soal kenikmatan. Ada aspek sejarah, politik, hukum, medis, dan kemanusiaan yang krusial, yang sedang menggedor-gedor hati mereka yang peduli.
​​
I want to admit that there was a time when I was a recreational marijuana connoisseur, which was arguably one of my first meditative experiences.
In 2006, I even participated in a photo exhibition at the Antara Journalistic Photo Gallery with my photographic essay entitled "Man" which reflects on our existence as humans through portraits of marijuana users.
Incidentally, now I no longer enjoy marijuana. I don't even smoke anymore. I found other meditative ways to contemplate life, one of them is, yes meditation!
Sometimes I feel lucky that I was never caught using marijuana in college. When I learned about the results of Aristo's research and scientific work, one of which was about the law enforcement process, then prisons were 600% overcapacity due to drug users (mostly marijuana), there was a disturbing feeling of sorrow. What was originally just a visual exploration, became a personal issue. If I had been unfortunate and caught because of the meditative explorations of my youth, maybe my life would be different now.
In the end, meeting the speakers in this film opened my eyes that the cannabis issue is not only about a matter of enjoyment. There are crucial historical, political, legal, medical, and humanitarian aspects that are pounding the hearts of those who care.
​
Mahatma Putra
Anatman Pictures, 2022
Pameran bertajuk “Unbreakable” di Galeri Foto Jurnalistik Antara, 2006
“Manusia” foto esai oleh Mahatma Putra
TRAILER
RESEARCHER'S STATEMENT
Saat menjalani studi doktoral di Seattle, saya menyadari bahwa ada perbedaan mencolok tentang ganja antara tempat ini dan Indonesia. Di Seattle, kita bisa menemukan toko-toko menjual ganja layaknya Indomaret dan Alfamart yang tersebar di pinggir jalan.
Hal ini menunjukan bahwa akses untuk mencicipi ganja begitulah mudah. Sementara di Indonesia, penggunaan ganja tanpa ada izin langsung dari lembaga yang berwenang sangatlah dilarang keras, penggunanya bahkan diperlakukan layaknya kriminal dengan kejahatan berat.
Berangkat dari alasan itu, saya menyusun karya ilmiah Causes and Consequences of Mass Criminalization of Marijuana in Indonesia.
​
While doing doctoral studies in Seattle, I realized that there's a stark difference in cannabis between this place and Indonesia. We can find marijuana shops easily in Seattle as easy to find Indomaret and Alfamart in Indonesia.
​
That shows that access to marijuana is almost effortless here. Contrary, in Indonesia, the use of marijuana without direct permission from the authority is strictly prohibited, users are even treated like criminals with serious offenses.
Based on that reason therefore I wrote the scientific paper: Causes and Consequences of Mass Criminalization of Marijuana in Indonesia.
​
Aristo Pangaribuan
University of Washington, Seattle, 2022
SCREENINGS
Atas Nama Daun saat ini membuat debut teaternya di pemutaran komunitas di seluruh negeri.
Banyak jurnalis dan kritikus film dapat menulis ulasan di platform media mereka. Bergabunglah dengan diskusi publik kami.
Anda dapat menjadi bagian dari konten situs web kami untuk liputan pers/publisitas dan nama Anda dapat ditempatkan di kampanye media sosial kami!
Kami akan memposting foto dan video di balik layar. Jika Anda ingin menjadi kritikus Atas Nama Daun kami dan mewawancarai pembicara unggulan dari film tersebut, silakan email kami info@anatmanpictures.com.
​
Jika komunitas atau instansi kalian ingin mengadakan screening (Nobar) film ini, pihak Anatman Pictures bisa mendukung kegiatan kalian lewat social media kami.
Hubungi +62 877 7211 8205 (Louise), Community Reaching Anatman Pictures untuk informasi lebih lanjut!
Atas Nama Daun is currently making its theatrical debut at community screenings across the country.
Many journalists and movie critics can write a review in their media platforms. Join our public discussion.
You can be part of our website content for press/publicity coverage and your name can be placed in our social media campaign!
We will be posting the behind-the-scenes photos and videos. If you’d like to be our critic of Atas Nama Daun and interview the featured speakers from the film, please email us info@anatmanpictures.com.
​
If your community or agency wants to hold a screening of this film (Nobar), Anatman Pictures can support your activities through our social media.
Call +62 877 7211 8205 (Louise), Community Reaching Anatman Pictures for more information!
BAB I
Berangkat dari perbedaan perlakukan terhadap ganja di Indonesia dan di Amerika, Aristo Pangaribuan memutuskan untuk menulis karya ilmiah mengenai kriminalisasi massa terhadap ganja di Indonesia.
Narasumber:
Aristo Pangaribuan - Dosen Universitas Indonesia dan Siswa Doktorat University of Washington, Seattle.
Angki Purbandono adalah seniman visual yang terkenal lewat karya-karyanya yang unik dan eksentrik. Namun, pada tahun 2013 dia pernah dipenjara karena kepemilikan ganja. Baginya, konsumsi ganja bukanlah sebuah tindakan jahat yang perlu dihukum.
Dhira Narayana, pendiri dari Lingkar Ganja Nusantara menceritakan tentang bagaimana kiprah perjuangan legalisasi ganja sejak masih di bangku perkuliahan.
Narasumber:
Angki Purbandono - Seniman
Dhira Narayana - Lingkar Ganja Nusantara
BAB II
BAB III
Perjuangan legalisasi ganja di Indonesia masih terus diperjuangkan. Salah satunya adalah Yayasan Sativa Nusantara yang diketuai oleh Peter Danto. Sepak terjang para aktivis pendukung ganja sangat berseberangan dengan pihak penegak hukum dan BNN.
​
Narasumber:
Peter Danto - Yayasan Sativa Nusantara
Kombes Sulistriandiatmoko - Badan Narkotika Nasional (BNN)
Berbekal cinta terhadap istrinya, Yeni Riawati, yang mengidap Syringomyelia, Fidelis memutuskan untuk mengekstraksi ganja secara otodidak. Penyakit langka yang diidap sang istri membuat tubuhnya begitu lemah sehingga operasi dinilai mustahil. Setelah menggunakan ganja, kondisi Yeni yang memprihatinkan perlahan membaik. Namun semua proses itu berhenti oleh karena penangkapan Fidelis.
​
Narasumber:
Fidelis Ari Suderwato
BAB IV
bab V
Melihat Dwi, ibu dari almarhum Musa, anak pengidap cerebral palsy yang meninggal dan tidak mendapat akses pengobatan ganja medis.
Dwi bersama beberapa orang ibu lain menuntut Mahkamah Konstitusi untuk merevisi hukum tentang penggunaan ganja di ranah medis, dan secercah harapan bagi anak pengidap cerebral palsy lainnya.
​
Narasumber:
Dwi Pertiwi
You can download the English version of this press kit here.
SIARAN PERS
PRESS RELEASE
Film dokumenter ATAS NAMA DAUN disutradarai oleh Mahatma Putra dari Anatman Pictures, secara resmi tayang perdana di komunitas akar rumput pada 24 Maret 2022. Diumumkan bersamaan dengan perilisan poster dan trailer terbaru film tersebut di platform media sosial.
​
Dalam lima bab, ATAS NAMA DAUN menyajikan perspektif kuat dari beberapa narasumber, seperti Angki Purbandono, Dhira Narayana, Peter Dantovski, Sulistriandiatmoko, Fidelis Arie, dan Dwi Pertiwi. Narasi dibawakan oleh Tio Pakusadewo, aktor yang menjadi salah satu korban kriminalisasi narkoba. Memang, dalam film ini, banyak nama yang turut disebut sebagai korban.
​
“Bertemu dengan para pembicara dalam film ini membuka mata saya bahwa masalah ganja bukan hanya masalah kenikmatan. Ada aspek sejarah, politik, hukum, medis, dan kemanusiaan yang sangat penting yang mampu menggetarkan hati mereka yang peduli,” kata Putra.
​
Dalam waktu 70 menit, ATAS NAMA DAUN mengungkap kebenaran tentang tanaman yang kontroversial.
​
Awalnya, proyek ini dimulai sebagai eksplorasi visual tanaman dan isu sensitif yang dikaji dalam makalah penelitian akademis berjudul "Sebab dan Akibat Kriminalisasi Massal Ganja di Indonesia," yang ditulis oleh intelektual Aristo Pangaribuan. Selama bertahun-tahun, para kru mengikuti subjek yang hidup dan berpindah-pindah tempat dari banyak lokasi. Pascaproduksi telah selesai selama pandemi.
​
Sekarang, akhirnya ATAS NAMA DAUN sudah dapat ditonton melalui kanal YouTube Anatman Pictures.
​
Kami meminta Anda untuk senantiasa mengutamakan kesehatan dan keselamatan dengan mengikuti protokol yang berlaku di setiap komunitas yang menggelar acara pemutaran film bersama.
​
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi situs web resmi kami.
The documentary film ATAS NAMA DAUN, directed by Mahatma Putra of production company Anatman Pictures, officially premieres to grassroots communities on March 24, 2022. It was announced along with the release of the latest poster and trailer for the film on social media platforms.
​
In five chapters, ATAS NAMA DAUN presents the powerful perspectives of various Indonesian storytellers. The film features resource persons Angki Purbandono, Dhira Narayana, Peter Dantovski, Sulistriandiatmoko, Fidelis Arie, and Dwi Pertiwi. Narration was performed by Tio Pakusadewo, an actor who was one of the victims of drug criminalization. Indeed, many names were mentioned.
​
"Meeting the speakers in this film opened my eyes to the fact that the cannabis issue is not only a matter of enjoyment. There are crucial historical, political, legal, medical, and humanitarian aspects that are pounding the hearts of those who care," says Putra.
​
Within a 70-minute running time, the documentary unearths the truth about a controversial plant.
​
Originally, the project began as a visual exploration of the plant and the sensitive issue studied in the academic research paper entitled "Causes and Consequences of Mass Criminalization of Marijuana in Indonesia," written by intellectual Aristo Pangaribuan. For many years, the crew followed the living and departed subjects from many locations. Post-production was completed during the pandemic.
Now, it is finally available on our screens.
When watching with the Youtube screener link, of course, friends must continue to prioritize health and safety by following the protocols that apply to each community screening.
​
For more information, go to our official website.
PRODUCTION TEAM
Anatman Pictures Presents
ATAS NAMA DAUN
Directed by Mahatma Putra
Narrated by Tio Pakusadewo
Inspired by Indonesia Law Review (2019) 2: 17-36
“Causes and Consequences of The War on Marijuana in Indonesia” by Aristo Pangaribuan
Featuring:
Aristo Pangaribuan
Angki Purbandono
Dhira Narayana
Dwi Pertiwi
Fidelis Arie
Peter Dantovski
Sulistriandriatmoko
Supporting Subjects:
Alm. Musa Ibn Hassan Pedersen
Santi Warastuti (Ibunda Pika)
Pika Sasikirana
Puji Astuti
Denova Dwiprasetya
​
​
​
​
Anatman Pictures
IG: @anatmanpictures
Vimeo: vimeo.com/anatman
YouTube: youtube.com/anatmanpictures
​
Social Media Strategist:
Kinanthi Laras
Content Production:
Dominique Renee
Anggita Panji Nayantaka
Rifai Dwi Cahyo
Clarissa Natan
Fahrizal Mochammad
Kamaliatul Muchsinah
Hari Kurnia
Galih Wardani
Executive Producer:
Mahatma Putra
Producers:
Panji Nayantaka
Dominique Renee
Writers:
Mahatma Putra
Aristo Pangaribuan
Assistant to Producers:
Ferdinand Louise
Julianna Tacata
Daniel Dhirajati
Community Reaching Manager:
Ferdinand Louise
Production Assistants:
Sigit Tri Handaya
Ferdinand Louise
Slamet Azis Umar
Cinematographers:
Mahatma Putra
Abrian Maulana Azmi
Ismail Abdul Aziz
Rena Novia Savitri
Dimas Iqbal Romadhon
Serambi TV
​
Editors:
Fahrizal Mochammad
Mahatma Putra
Abrian Maulana Azmi
Clarissa Natan
Motion Graphic & Animation:
Galih Wardani
Kamaliatul Muschinah
Achmad Hasbiansyah
Music Composer:
Timothy Lutungan
Audio & SFX Engineer:
Hari Kurnia
Subtitles:
Mahatma Putra
Clarissa Natan
Tasha May
F.I.K.R.I